Minggu, 16 Agustus 2015

Perahu Layar Junk Java

Junk Java

Miniatur Junk Java

Simbol kebangkitan perdagangan Indonesia setelah era Mojopahit

    Bank Indonesia Pusat Jakarta, menelusuri/mencari tahu bentuk perahu layar yang sangat populer zaman dulu sewaktu kajayaan kemaritiman nenek moyang kita setelah Mojopahit.

Dari masa kejayaan Mojopahit sampai abad 16, wilayah yang sekarang bernama Indonesia, terdiri dari ± 17.000 pulau besar kecil yang berserakan di lautan luas. Sistem transportasi laut sepenuhnya memakai perahu.

Perahu-perahu besar/menengah/kecil, maupun perahu-perahu nelayan dari pantai perikanan yang sangat banyak jumlahnya, meramaikan pelayaran di lautan kita ini.

Berbagai kegiatan-kegiatan perdagangan skala besar/menengah/kecil. Hubungan penduduk antar pulau, jalur-jalur komunikasi pemerintahan, pengiriman-pengiriman bahan pokok dan sebagainya, semuanya menggunakan perahu.

Kesibukan-kesibukan jalur laut saat itu dikarenakan keadaan wilayah kita lautan/bumi/alam kita yang sangat subur.

Perahu yang besar besar sangat banyak untuk mengangkut. barang barang dagangan berskala besar. Dan juga banyak ragamnya.

Salah satu dari sekian banyak  perahu perahu besar tersebut, adalah  dengan nama Junk Java. Perahu ini kecuali besar dan jumlahnya pun sangat banyak juga.

Sehingga saat pertama sekali bangsa Portugis memasuki perairan kita, mereka tercengang dan keheranan.

Namun, apa hendak dikata, kedatangan bangsa - bangsa asing dengan kekuatan yang kuat dengan politik yang licik, menjajah bumi pertiwi kita ini, merampas/merampok kekayaan alam kita. Serta meneror perahu- perahu besar kita, sehingga jumlahnya menyusut yang akhirnya punah.

Tamatlah kejayaan kemaritiman nenek moyang kita beserta budayanya yang seharusnya di wariskan kepada anak cucunya saat ini.

Pada tahun 2006 Bank Indonesia Pusat Jakarta telah menentukan pilihannya perahu Junk Java sebagai simbol kebangkitan perdagangan Indonesia setelah era Mojopahit.

Perahu Junk Java ini berbobot 400-500 ton dengan sistem tali temali dan kemudi ganda khas Jawa. Memakai tiga layar  yang terbuat dari anyaman rerumputan.

Perahu Junk Java ini juga seperti perahu-perahu yang lain, mengarungi Laut Jawa, laut China Selatan sampai ke teluk Benggala juga sebagai perahu penumpang antar pulau.

Sejarawan Belanda Meilink Roclabzs mengatakan, sebelum Bangsa Portugis dan Belanda datang banyak perahu-perahu besar di Nusantara ini, mengangkat perdagangan bahan-bahan pokok, beras, lada dan rempah-rempah skala besar.

Perahu Junk Java yang ditempatkan di Museum Perdagangan Bank Indonesia Pusat Jakarta dipercayakan kepada SSBT dengan panjang 2,5 meter. Dengan ketentuan-ketentuan dari bahan-bahan kayu jati dan sono yang tua dan yang telah diawetkan agar replika perahu tersebut bisa bertahan sampai ± 100 tahun.
luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com

Perahu Layar Spirit Mojopahit

SPIRIT MOJOPAHIT



Perahu niaga zaman Mojopahit direncanakan mengelilingi dunia Jakarta to Jakarta dari 28 Maret 2010 sampai 25 September 2011

Tanggal 29 Juni 2009 diadakan seminar/lokakarya di Jakarta.

Bertempat di Lantai 4 Ruang Sidang Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala.

Diprakarsai oleh Japan Mojopahit Associaton yang diwakili oleh Mr. Yamamoto dan Mr.

Takayo Yoshiaki sebagai yang mempunyai ide dan penyandang dana.

Dalam seminar/lokakarya diikuti oleh ± 30 orang pakar sejarah kemaritiman, dari dalam dan luar negeri termasuk SSBT.

Melalui perdebatan dan saling memberi masukan-masukan dari pagi sampai sore hari.

Akhirnya disepakati dan ditemukanlah bentuk perahu niaga zaman Mojopahit.

Diberi nama Spirit Mojopahit.

Perahu dibuat di Pantai Slopeng, Kabupaten Sumenep, Madura. Pembuatan ± 3,5 bulan (1 Desember – 14 Maret 2010).

Panjang perahu 20 meter, lebar perahu 4,5 meter, memakai 2 tiang layar. Bahan utama kayu jati. Memakai cadik kanan kiri.

Setelah selesai dibuat perahu ini diberangkatkan ke Jakarta selanjutnya keberadaan perahu ini tidak jelas ceritanya.

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com

Perahu Layar Pinisi

PINISI



(PINISI NUSANTARA INDONESIA)

            Indonesia sebagai negara Kepulauan yang terdiri ± 17.000 pulau besar kecil. Terletak berserakan di lautan luas.

            Memiliki kekayaan bahari yang luas. Berupa budaya dan beraneka ragam model perahu besar kecil.

            Salah satu diantaranya Pinisi yang masih lestari di zaman modern ini.

            Perahu pinisi mulai dibuat pada abad 14. Ide dari Putra Mahkota Kerajaan Sulu (Sulawesi) Saverigading.

            Direncanakan untuk perdagangan ke Tiongkok.

            Menjadi penting keberadaannya karena meningkatkan perdagangan antar pulau dan ke luar negeri.

            Pada awal abad 19, pinisi pernah digunakan untuk mengangkat barang-barang dari Eropa, Tiongkok, Singapura, Dabo, Paru, Nusa Tenggara Timur.

            Pinisi pernah menjadi bagian dari armada Angkatan Laut RI zaman perjuangan merebut kemerdekaan Indonesia.

            Pinisi juga pernah menaklukkan Samudra Pasifik.

            Pinisi dibangun dengan  layar dan 2 tiang

            Pembangunan pinisi melalui ritual-ritual yang ketat mulai dari memotong pohon, menggergaji, sampai meletakkan lunas perahu, sehingga diharapkan akan aman di lautan.

            Pinisi yang dulu sebagai perahu dari kayu, kargo dan penumpang tradisional, sekarang menjadi perahu pesiar. Banyak orang-orang asing yang memesan.

            Karena perahu-perahu pesiar modern, seperti di hotel saja.

Tidak ada perencanaan dan catatan secara tertulis di atas kertas.   Pembangunan perahu pinisi berdasar pengalaman-pengalaman dan ketentuan-ketentuan sudah terekam di kepala sebagai ahli pembuat kapal (panitra lopi)

            Di Kecamatan Bonto Bahari, Bulukumba, sebagai salah satu tempat pembuatan pinisi.

            Sebagai warisan budaya bahari. Salah satu perahu layar tradisional pinisi yang masih lestari sampai detik ini (zaman modern). Pinisi mendapat kehormatan menjadi Pinisi Nusantara Indonesia.

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com

Perahu Layar Mojopahit

PERAHU LAYAR MOJOPAHIT


(Salah satu bentuk perahu layar pada zaman Kerajaan Mojopahit)

Sebagai kerajaan maritim zaman Mojopahit peninggalan kemaritiman beserta budayanya telah punah. Akibat dijajah olah bangsa asing.

Kami sebagai anak bangsa merasa berkewajiban untuk menggali, menelusuri, dan mengangkat, agar budaya diketahui oleh generasi penerus kita selanjutnya.

Dari beberapa candi di Jawa Timur diketahui ada satu-satunya relief perahu layar, terletak di Candi Penataran Blitar.

Relief ini kami padukan dengan relief yang ada di Candi Borobudur di Jawa Tengah. Kami padukan antara Wangsa Syailendra abad 8 dengan Kerajaan Mojopahit abad 11.
Kami lanjutkan dengan mengadakan riset/survei ke museum maritim di Amsterdam, Belanda.

Setelah melewati proses pemikiran yang cermat dan matang dengan percobaan-percobaan segala sesuatunya dengan mengetrapkan komponen, ornamen-ornamen, dsb, yang kami anggap telah sesuai.

Maka terciptalah salah satu replika perahu layar zaman Kerajaan Mojopahit.

 Replika perahu layar Mojopahit yang kami ciptakan telah dilindungi hak cipta dari Kementerian Kehakiman Jakarta.

Replika perahu Mojopahit dengan ciri-ciri khasnya :
  • Memakai tiga layar
  • Tiang layar yang tegak ujung atasnya melengkung ke bawah.
  • Kanan kiri bodi perahu memakai cadik
  • Kanan kiri bodi perahu ada lengkungan-lengkungan bila diisi batang-batang bambu akan menambah daya apung
  • Kanan kiri, muka belakang bodi perahu ada keranjang-keranjang bila diisi dengan batu-batu dan di ulur dengan tali/tambang, berfungsi sebagai jangkar.
luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com