PINISI
(PINISI NUSANTARA INDONESIA)
Indonesia
sebagai negara Kepulauan yang terdiri ± 17.000 pulau besar kecil. Terletak
berserakan di lautan luas.
Memiliki
kekayaan bahari yang luas. Berupa budaya dan beraneka ragam model perahu besar
kecil.
Salah
satu diantaranya Pinisi yang masih lestari di zaman modern ini.
Perahu
pinisi mulai dibuat pada abad 14. Ide dari Putra Mahkota Kerajaan Sulu
(Sulawesi) Saverigading.
Direncanakan
untuk perdagangan ke Tiongkok.
Menjadi
penting keberadaannya karena meningkatkan perdagangan antar pulau dan ke luar
negeri.
Pada
awal abad 19, pinisi pernah digunakan untuk mengangkat barang-barang dari
Eropa, Tiongkok, Singapura, Dabo, Paru, Nusa Tenggara Timur.
Pinisi
pernah menjadi bagian dari armada Angkatan Laut RI zaman perjuangan merebut
kemerdekaan Indonesia.
Pinisi
juga pernah menaklukkan Samudra Pasifik.
Pinisi
dibangun dengan layar dan 2 tiang
Pembangunan
pinisi melalui ritual-ritual yang ketat mulai dari memotong pohon, menggergaji,
sampai meletakkan lunas perahu, sehingga diharapkan akan aman di lautan.
Pinisi
yang dulu sebagai perahu dari kayu, kargo dan penumpang tradisional, sekarang
menjadi perahu pesiar. Banyak orang-orang asing yang memesan.
Karena
perahu-perahu pesiar modern, seperti di hotel saja.
Tidak ada perencanaan dan catatan secara tertulis
di atas kertas. Pembangunan perahu
pinisi berdasar pengalaman-pengalaman dan ketentuan-ketentuan sudah terekam di
kepala sebagai ahli pembuat kapal (panitra lopi)
Di
Kecamatan Bonto Bahari, Bulukumba, sebagai salah satu tempat pembuatan pinisi.
Sebagai
warisan budaya bahari. Salah satu perahu layar tradisional pinisi yang masih
lestari sampai detik ini (zaman modern). Pinisi mendapat kehormatan menjadi
Pinisi Nusantara Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar